Dalam merencanakan kehamilan, penting bagi calon orang tua untuk
mengetahui masa subur sang calon ibu. Hal ini dikarenakan berbeda dengan calon
ayah yang baru memproduksi sperma saat berhubungan intim, calon ibu melepaskan
sel telur (ovum) yang siap dibuahi rata-rata hanya satu kali tiap bulan secara
berkala. Masa melepaskan sel telur untuk siap dibuahi ini dikenal dengan masa
ovulasi. Sel telur yang tidak dibuahi akan luluh dan keluar dari tubuh pada
masa menstruasi. Masa dimana sel telur ini dilepaskan dan menunggu untuk
dibuahi sebelum akhirnya luluh dikenal dengan masa subur. Dengan mengetahui
masa subur calon orang tua bisa mengetahui waktu yang efektif untuk berhubungan
intim dengan harapan terjadi kehamilan. Berikut empat cara mengetahui masa ovulasi
dan masa subur.
1. Kalender Ovulasi
Cara ini efektif bagi calon ibu yang siklus haidnya teratur.
Catat hari haid di calendar.
Hitung total hari siklus haid.
Siklus haid dihitung dari hari pertama haid hingga hari pertama haid
bulan selanjutnya, biasanya rata-rata 28 hari, namun panjang siklus ini berbeda
untuk setiap wanita. Semakin banyak siklus haid yang dicatat, maka kalender
ovulasi semakin akurat.
Tentukan siklus terpanjang dan
siklus terpendek.
Misal Ibu A siklus terpendek adalah 27 hari dan terpanjang adalah 36
hari
Hitung rentang masa subur.
Hari pertama masa subur adalah siklus perpendek dikurangi 18, dalam
kasus ibu A, 27-18 = 9. Maka masa subur ibu A dimulai di hari ke 9 sejak haid
pertama.
Hari terakhir masa subur adalah siklus terpanjang dikurangi 11, dalam
kasus ibu A, 32-11 = 21. Maka masa subur ibu A berakhir pada hari ke 21 sejak
haid pertama.
Maka rentang masa subur ibu A adalah sejak hari ke 9 hingga hari ke 21,
dihitung dari hari haid pertama.
Saat ini sudah terdapat kalkulator ovulasi online dan juga aplikasi
yang dapat di akses dari smartphone yang dapat membantu untuk menentukan
rentang masa subur calon ibu.
2. Lendir Serviks
Serviks atau mulut rahim menghasilkan lendir sebagai bahan pelindung di
dalam serviks. Pada saat terjadi ovulasi, serviks akan menghasilkan lebih
banyak lendir sehat yang dapat membantu memproteksi, menutrisi dan
memfasilitasi pergerakan sperma agar
dapat mencapai sel telur dan menghasilkan kehamilan. Untuk mengetahui masa
subur, cek lendir yang dihasilkan oleh serviks dengan cara ambil sedikit dengan
jari langsung dari vagina, dengan menggunakan tisu, atau dari lendir yang tertinggal
di celana dalam.
Berikut ragam lendir serviks dan kaitannya dengan masa subur.
Kering (tak ada lendir), masa
tidak subur.
Tebal, lengket dan kental, masa
kurang subur.
Tekstur tebal dan kental membuar sperma semakin sulit berenang ke dalam
rahim.
Seperti krim, tidak basah dan
tidak licin, masa kurang subur.
Warna lendir biasanya putih atau kuning krem. Terasa seperti krim atau
losion saat digosokan di antara jari. Tekstur seperti krim ini menghambat
pergerakan sperma.
Banyak, bening, licin dan elastis
seperti putih telur, puncak masa subur.
Teksturnya yang halus dan elastis membantu sperma menuju sel telur.
Lendir serviks dengan tekstur seperti ini sangat elastis, sehingga bisa
direnggangkan lebih dari 5cm tanpa putus ditengah. Dalam satu bulan biasanya
hanya 1-2 hari lendir serviks seperti ini keluar.
Bening, lentur cenderung cair,
masa subur.
Mendekati dan setelah masa ovulasi, serviks akan menghasilkan lendir
seperti ini, pada kondisi ini mungkin anda akan merasa seolah ada air seperti
kencing menetes di celana. Kondisi ini membantu sperma bergerak lebih cepat
menuju sel telur.
Lendir Serviks Pada Masa Ovulasi - sumber gambar: tabloid-nakita.com |
3. Mencatat Suhu Basal
Tepat setelah terjadi ovulasi, suhu tubuh meningkat. Karena peningkatan
suhu ini sangat kecil, sebaiknya gunakan termometer basal, yang bisa anda
dapatkan di apotek.
Catat suhu tubuh setiap hari di waktu yang sama, misal pagi hari sesaat
setelah bangun tidur.
Setelah beberapa bulan, akan terlihat hari dimana suhu tubuh sedikit
lebih tinggi dibandingkan hari lainnya. Kemungkinan besar itu adalah hari
dimana terjadi ovulasi (puncak masa subur).
4. Melakukan Tes Ovulasi
Cara ini baik dilakukan dengan bantuan cara pertama (kalender ovulasi),
untuk mengetahui masa ovulasi atau puncak masa subur. Dalam perkiraan rentang masa subur yang ditentukan dengan kalender ovulasi,
lakukan tes ovulasi dengan alat stik ovulasi yang bisa didapatkan di apotek.
Baca panduan penggunaannya dengan seksama, terkadang sebelum tes calon ibu
diminta mengatur asupan cairan atau menyiapkan wadah untuk menampung urin.
Indikasi ovulasinya pun tak selalu sama, bisa berupa garis atau lengkung
senyum.
Referensi:
Post a Comment