Perjalanan sperma ke sel telur
Proses terbentuknya bayi dimulai dengan terjadinya
pembuahan, yaitu bertemunya inti sel sperma dengan inti sel telur.
Sel sperma adalah benih dari ayah. Sperma membawa kromosom (pembawa
gen) X dan Y. kromosom X membawa gen laki laki dan kromosom Y membawa gen
perempuan. Dalam tiap hubungan intim, sang ayah mampu memproduksi puluhan
bahkan ratusan juta sperma yang tiap-tiap sperma membawa hanya kromosom X saja
atau hanya kromosom Y saja. Sperma dengan kromosom Y lebih ringan dan bergerak
lebih cepat meskipun masa hidupnya lebih singkat. Sperma dengan kromosom X
bergerak lebih lambat namun masa hidupnya lebih panjang.
Sel telur adalah bibit dari ibu. Sel telur sudah dibawa oleh
perempuan sejak lahir, namun baru matang dan dilepaskan satu per satu dimulai
saat dewasa. Sel telur yang tidak dibuahi akan mati dan luluh keluar dari tubuh
dalam bentuk menstruasi. Dalam usahanya menjaga diri, sel telur memiliki
dinding sel (semacam lapisan pelindung) yang mampu membunuh zat asing yang
masuk termasuk sperma. Saat satu sel sperma berhasil mencapai inti sel telur,
maka sel sperma lainnya tidak lagi dapat membuahi sel telur yang sama.
Berikut link video perjalanan sperma ke sel telur:
video perjalanan sperma ke ovum
video perjalanan sperma ke ovum
Masa subur / ovulasi
Masa subur ibu adalah masa dimana sel telur dilepaskan dari
ovarium. Pada masa ini, lapisan pelindung sel telur lebih tipis sehingga lebih
mudah ditembus sperma. Mulut rahim memproduksi lebih banyak lendir untuk
membantu proses pembuahan. Setiap wanita memiliki siklus haid yang berbeda,
sehingga masa subur tiap wanita pun berbeda.
Berikut link artikel cara mengetahui masa ovulasi dan masa subur.
artikel cara mengetahui masa subur dan masa ovulasi
Memilih jenis kelamin (gender) bayi
Bayi laki laki:
Untuk mendapatkan bayi laki laki, dilakukan dengan mengupayakan
sperma dengan kromosom Y sampai lebih dulu ke inti sel telur. Karena sperma
dengan kromosom Y bersifat ringan, bergerak cepat dan masa hidupnya lebih
singkat, maka ia akan mencapai sel telur lebih dahulu dibanding sperma dengan
kromosom X. Upayakan pilih waktu berhubungan intim saat puncak masa subur. Di
puncak masa subur, dinding sel telur lebih tipis, sehingga diharapkan lebih
mudah ditembus oleh sperma dengan kromosom Y. Sel telur berdinding lebih tipis
di saat puncak masa subur sampai dengan 2 hari setelahnya.
Dalam perjalanannya dari mulut rahim hingga mencapai tuba
falopi (tempat sel telur menunggu dibuahi) ribuan sperma mati dan membuka jalan
bagi sperma lainnya. Karena itu, kedalaman penetrasi dan posisi hubungan intim
juga berperan untuk mengantarkan sperma masuk lebih jauh sehingga mengurangi
jumlah sperma yang mati. Beberapa ahli berpendapat posisi “doggy style” adalah
posisi yang memberikan penetrasi terdalam, maka untuk mendapatkan bayi laki
laki, selain menentukan waktu berhubungan disarankan juga menggunakan posisi
ini.
Bayi perempuan:
Untuk mendapatkan bayi perempuan, dilakukan dengan
mengupayakan sperma dengan kromosom Y sudah lebih dulu mati, sehingga sperma
dengan kromosom X bisa mencapai inti sel telur. Sperma dengan kromosom X
bergerak lebih lambat dan masa hidupnya lebih panjang. Sperma dapat bertahan
dalam tuba falopi hingga 7 hari sejak berhubungan intim. Sel telur siap dibuahi
sejak pertama kali dilepaskan. Maka untuk mendapatkan bayi perempuan, upayakan
berhubungan 5-3 hari sebelum puncak masa subur, saat dimana sperma dengan
kromosom Y diperkirakan sudah lemah atau mati, sel telur dilepaskan sehingga
memberikan peluang lebih besar bagi sperma dengan kromosom X mencapai inti sel
telur. Waktu berhubungan yang baik lainnya adalah 5-8 hari setelah puncak masa
subur, pada masa ini dinding sel telur sudah lebih tebal dan cairan mulut rahim
(servik) sudah berkurang, sehingga lebih sulit bagi sperma untuk mencapai sel
telur. Karena sperma dengan kromosom Y bergerak lebih cepat, maka ia akan
bergerak lebih dulu namun mati sebelum mencapai inti sel telur sekaligus
sebagai pembuka jalan bagi sperma dengan kromosom X untuk mencapai inti sel
telur.
Mengupayakan mendapatkan bayi perempuan, kebalikan dengan
mengupayakan mendapatkan bayi laki laki. Bila untuk mendapakan bayi laki laki
diupayakan mengurangi jumlah sel sperma yang mati, untuk mendapatkan bayi
perempuan diupayakan sperma kromosom Y tidak berhasil mencapai sel telur,
sehingga meningkatkan peluang bagi sperma dengan kromosom X mencapai inti sel
telur. Untuk itu, kedalaman penetrasi saat berhubungan intim diupayakan tidak
maksimal. Selain menentukan waktu berhubungan badan, diupayakan juga
menggunakan posisi “woman on top” dimana kedalaman penetrasi dapat dikurangi.
Semoga informasi yang wangibayi.blogspot.com sampaikan
dapat bermanfaat dan membantu calon orang tua untuk mendapatkan bayi dengan
jenis kelamin yang diharapkan. Keberhasilan program gender ini tentu tidak
mutlak 100%. Anak adalah pemberian Yang Maha Pencipta, Ia pula yang pada
akhirnya menentukan segalanya. Sekeras apapun usaha manusia, bila Yang Maha
Pencipta sudah menentukan, maka tak ada yang bisa menolaknya. Sayangi dan
syukurilah kehadiran sang buah hati apapun jenis kelaminnya.
Referensi:
terima kasih, menarik sekali infonya :)
ReplyDelete