Begitu banyak manfaat
menyusui dan ASI bagi ibu dan anak membuat para ibu bersemangat untuk dapat
memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan dan melanjutkan pemberian ASI
pada sang buah hati hingga berusia 2 tahun. Namun tak sedikit yang akhirnya
menyerah di tengah jalan karena mengalami berbagai kendala menyusui termasuk
lecet dan luka pada puting atau jumlah ASI yang tidak mencukupi. Pada
kenyataannya hal ini tidak perlu terjadi bila saja ibu mengetahui cara
menyusui yang benar dan teknik menyusui yang dapat terus meningkatkan
jumlah ASI dan mencegah terjadinya lecet dan luka pada puting ibu.
Berikut cara menyusui yang benar dari wangibayi.blogspot.com
Sebelum menyusui
pastikan ibu dan bayi ada dalam di posisi yang nyaman dan aman. Pastikan ibu
tidak mengantuk pada saat menyusui untuk mencegah tertidur saat menyusui yang
dapat berakibat buruk pada bayi. Apabila menyusui di malam hari, usahakan ibu
mencuci muka atau setidaknya menyeka wajah terlebih dahulu. Biasakan cuci
tangan sebelum menyusui.
Cara
Memasukkan Puting ke Mulut Bayi
Pastikan bayi dalam
posisi nyaman,
Kepala dan badan bayi
dalam satu garis lurus, tidak mendongak atau tertekuk.
Perah sedikit ASI dan
oleskan pada puting.
Tempelkan puting ke pipi
atau bibir bayi, ini untuk memancing naluri bayi membuka mulut dan menemukan
puting.
Begitu mulut bayi
terbuka, tarik bayi mendekat usahakan bibir bawahnya sampai ke payudara lebih
dahulu.
Dengan jari membentuk
gunting bantu seluruh areola masuk ke mulut bayi dengan menekan dan mendorong
perlahan hingga bagian bibir bawah bayi terlipat keluar (dower) dan dagunya
menempel ke payudara ibu.
Cara
Menyusui yang Benar
Atur
kembali posisi
Setelah puting masuk
dengan benar atur kembali posisi ibu dan bayi senyaman mungkin.
Cek
kembali perlekatan
Perlekatan yang benar
ditandai dengan terdengar bunyi menelan dan tidak ada bunyi berdecak, ibu tidak
kesakitan, dan bayi tenang. Perlekatan yang tidak benar menyebabkan bayi tidak
tenang dan bernaluri menggigit untuk mempertahankan puting ibu tetap di
mulutnya, untuk itu dekap bayi dengan baik dan sesekali tepuk lembut untuk
menenangkannya.
Tekan
bagian atas payudara ibu dan pastikan hidung bayi tidak tertutup
Bila hidung bayi
tertutup ia akan merasa sesak dan berusaha melepaskan diri. Ini dapat membuat
bayi malas menyusu. Dengan jari teluntuk dan tengah membentuk gunting, tekan
bagian atas payudara ibu dengan telunjuk dan topang bagian bawah dengan jari
tengah.
Susui
bayi di satu payudara hingga kosong baru pindah ke sebelahnya
Bila bayi sudah kenyang
sebelum payudara ibu kosong, lanjutkan mengosongkan payudara dengan memerah
ASI untuk disimpan. Mengosongkan payudara baik dengan disusui ataupun
dengan memerah akan memberikan sinyal pada tubuh bahwa kebutuhan ASI
meningkat dan memerintah tubuh untuk memproduksi lebih banyak ASI. Hal
ini memastikan stok ASI ibu tidak akan kurang. Bila dirasa produksi ASI
menurun, kosongkan payudara tiap 2-3jam, maka produksi ASI akan
meningkat dengan sendirinya.
Menyusuilah
dengan berganti ganti payudara
jangan hanya menyusui di
salah satunya saja karena dapat mengakibatkan ukurannya tidak seimbang dan ini
sulit dikoreksi.
Cara
Melepaskan Puting dari Mulut Bayi
Bayi yang kenyang akan
melepas puting dengan sendirinya, namun terkadang bayi terlalu asik menyusu
sampai pulas tertidur dan sudah nyaman dengan posisinya hingga menolak melepas
puting. Bila ini terjadi, perlahan
masukkan kelingking atau ibu jari ibu di kedalam mulut bayi, dan tarik puting
keluar perlahan. Bayi akan melepas puting dan jari ibu dengan sendirinya dengan
nyaman. Jangan menarik puting keluar dengan paksa atau terburu buru, karena ini
akan membangkitkan naluri bayi untuk mempertahankannya dengan menggigit dan
menarik yang dapat menyebabkan lecet dan luka. Bila sampai terjadi lecet atau
luka, perah sedikit ASI dan oleskan di bagian yang terluka, ini lebih baik dan
efektif dibandingkan salep ataupun obat lainnya. Pemberian ASI dapat
terus diberikan dengan memastikan perlekatan bayi sudah benar. ASI dan
air ludah bayi saat menyusui dapat membantu penyembuhan luka dan lecet pada puting.
Selalu sendawakan bayi
dengan menyandarkan dadanya pada pundak ibu dalam posisi berdiri lalu tepuk
perlahan punggung bayi hingga terdengar sendawa. Hal ini penting untuk mencegah
bayi muntah dan atau cegukan. Pada saat menyusui, ASI terhisap bersama dengan
udara, udara ini akan mendorong keluar dari saluran pencernaan bayi. Bila ia
keluar pada saat posisi bayi tidak sedang berdiri dapat menyebabkan bayi muntah
atau cegukan dan bisa menyebabkan bayi kembali lapar dan rewel. Karena itu
penting untuk menyendawakan bayi setelah ia menyusu baik diberikan langsung
ataupun melalui dot.
Posisi
Menyusui
Ada empat posisi yang
umum dalam menyusui, yaitu :
Cross
cradle hold
posisi menyusui dimana kepala bayi menghadap langsung
pada salah satu payudara ibu dan kaki bayi menghadap ke payudara lainnya, pada
posisi ini ibu memegang payudara dari arah luar untuk memastikan keluarnya ASI
Cradle
hold
posisi menyusui dimana kepala bayi menghadap langsung
pada salah satu payudara ibu dan kaki bayi menghadap ke payudara lainnya, pada
posisi ini ibu memegang payudara dari arah dalam untuk memastikan keluarnya ASI
Football
clutch
posisi menyusui dimana kaki bayi menghadap ke ketiak ibu dan ibu
memegang payudara dari arah dalam
Lying
down
posisi menyusui dimana kaki bayi menghadap ke ketiak
ibu dan ibu memegang payudara dari arah dalam
Setelah beberapa waktu
menyusui ibu dan bayi akan menemukan posisi yang paling cocok. Mengingat
manfaat pemberian ASI bagi ibu dan bayi ibu hendaknya menyusui bayi secara
eksklusif (hanya memberikan ASI saja tanpa tambahan apapun) sampai dengan
usia 6 bulan, dan meneruskan pemberian ASI ditambah dengan makanan
tambahan pendamping setelah bayi berusia 6 bulan hingga usia 2 tahun.
Referensi:
Post a Comment